jika kumampu merajut kata demi kata
melantunkan irama puisi
yang menyilaukn pandang dalam senyumu
mungkin tak ada lagi aroma kepedihan
damai ini mungkin sdah trasa
ruang semu tak lagi nampak padaku
bersamamu mengarungi badai hidup ini
secawan madu yang kau tawarkan
slalu terngiang dalam malam
putih kilaunya merasuk dalam dahaga
getar dawai jiwanya,
semua masih tampak jelas dalam ingatan
kerinduan yang begitu dalam terbayar dalam angan
rindu ini slalu terjaga tanpa waktu
yang bersembunyi dalam kebisuanku
sejuta rindu,sejuta asa,sejuta impian
tak ingin kulukis dalam ilusi
mungkin kusalah melihat dalam cermin
cermin memang slalu apa adanya
tapi logika selalu mengada ada
membuatku terpuruk dalam diriku sndiri
kegelapan,kesunyian mnjadi pendamai jiwa yang rapuh
dibalik hujan ini
sinarmu slalu kudamba
bukan redupmu yang tergulung asap
hangatmu slalu kunanti
bukan dinginmu yang menusuk hati
kini kutak mau berteman dengan kebisuan ini
dikota itu,
ya,hanya dkota itu
ingn kumulai semuanya
tapi keadaan selalu menyulitknku
kini bunga sudah terlanjur diseberang jalan
entah rasa itu bnar atau palsu
tapi jeritan,rintihan tak perlu kutampakan
karena cintaku takan pernah bersyarat
#Himawan Ardhi Suhendra#
0 komentar:
Posting Komentar